Decision Making

Senin, 07 Februari 2011

TEORI SITUASI PEMBUAT KEPUTUSAN

I. Keputusan Terpogram / terstruktur dan tidak terprogram / tidak terstruktur

  1. keputusan terprogram / terstruktur
  1. Mendefinisikan masalah
  2. Pengumpulan informasi-informasi yang relevan
  3. Mencari alternative-alternatif yang mungkin
  4. Menganalisis setiap alternative-alternatif yang ada
  5. Menentukan alternative terbaik
  6. Pelaksanaan keputusan dan evaluasi

  1. keputusan tidak terprogram / terstruktur
  1. pengumpulan informasi (internal / eksternal)
  2. analisis (taktik untuk menentukan hasil yang mungkin)
  3. interaksi (komunikasi serta membujuk pihak lain untuk menyetujui hasil yang paling iinginkan)
II. batasan / kondisi yang membatasi situasi keputusan

  1. batasan otoritatif (kebijakan / arahan dalam organisasi)
  2. batasan biologi (individu yang terkena dampak dari suatu keputusan)
  3. batasan fisik (factor geografis, SDA, objek2 buatan manusia)
  4. batasan teknologi (kecanggihan teknologi)
  5. batasan ekonomi (uang / sumber ekonomi yang lain yang diperlukan.
III. kategori alam situasi keputusan

1. kepastian (alternative diketahui, hanya ada satu konsekuensi dari setiap langkah)

2. risiko (terdapat lebih dari satu konsekuensi)

3. ketidakpastian (konsekuensi tidak diketahui)

4. persaingan (niat, tujuan, pilihan secara langsung dan tidak langsung bertentangan dengan pembuatan keputusan.

IV. gaya dalam pembuat keputusan

1. gaya decesif (sedikit informasi karena yakin terhadap pilihannya. Dengan tujuan kecepatan, konsistensi, efisiensi.

2. gaya fleksibel (menggunakan data minimal namun mengambil makna yang berbeda, dengan tujuan kecepatan, kemampuan adaptasi, intiusi)

3. gaya hierarki (banyak data yang dianalisis untuk keputusan terbaik, dengan tujuan mementingkan pengamatan menyeluruh, ketepatan , dan kesempurnaan)

4. gaya integrative (menggunakan banyak data, menghasilkan banyak solusi yang diinginkan, dengan tujuan eksperimental, cinta informasi, serta kreatif)


KEPUTUSAN MANAGERIAL DAN PERANAN KELOMPOK

  1. factor-faktor yang mempengaruhi keputusan

Internal

    1. Emosional dan fisik
    2. Personal characteristic
    3. Budaya
    4. Social
    5. Latar belakang filosofi
    6. Pengalaman masa lalu
    7. Minat
    8. Pengetahuan
    9. Sikap pengambilan keputusan yang dimiliki

Eksternal

  • a. Situasi
  • b. kondisi
  • c. lingkungan waktu

  1. dasar-dasar dalam pengambilan kelompok (mengambil keputusan tergantung masalahnya)
    1. intuisi (perasaan subjektif, sehingga mudah terpengaruh)
    2. pengalaman (lampau dan masa kini)
    3. fakta (sesuai dengan kenyataa yang dapat memberikan keputusan secara sehat, solid, baik)
    4. wewenang (atasan kepada bawahannya)
    5. rasional (objektif, logis, transparan, konsisten atau nilai batas kendala tertentu)

  1. cara seorang manager / pembuat keputusan mengembangkan alternative-alternatif yang mungkin

.

    1. Brainstorming (mengidentifikasi solusi sebanyak-banyaknya)
    2. Periksa File (apakah pernah terjadi sebelumnya? )
    3. Tanya Expertise (Tanya saran, nasehat, alternative dari para ahli)
    4. Bentuk Kelompok / Task Force (partisipatif tim)
    5. Kreatifitas Pribadi (ide kreatif)
    6. Gunakan sumber luar (publikasi-publikasi bisnis / ikut forum /asosiasi dengan tujuan untuk kewaspadaan)
    7. Evaluasi alternative-alternatif

  1. factor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menerapkan keputusan

1. mengumumkan keputusan tanpa permintaan maaf

2. memberikan instruksi serta komunikasi dengan jelas

3. menetapkan tugas-tugas khusus

4. alokasi sumber-sumber (man, method, machine, money)

5. memonitor kemajuan

5. arti kelompok dari berbagai sudut pandang

1. menurut persepsi.

sejumlah orang yg melakukan interaksi dengan orang lain dalam suatu rangkaian pertemuan tatap muka.

2. menurut segi organisasi

suatu sistem yg terorganisasi yg terdiri atas dua orang atau lebih yg saling berhub sedemikian rupa sehingga sistem tsb melakukan fungsi tertentu, memp peran, norma .

3. menurut segi motivasi

Kelompok:kumpulan individu yg eksistensinya sebagai kumpulan adalah sangat bermanfaat bagi para anggotanya.

4. menurut segi interaksi

adanya saling ketergantungan dalam suatu interaksi antar pribadi yg merupakan suatu system

6. Tipe / jenis kelompok (Gibson dkk, 189.204-205)

1. Kelompok Formal:

a. Kelompok Komando

b. Kelompok Tugas

2. Kelompok Informal :

a. Kelompok Kepentingan

b. Kelompok Persahabatan.

7. Alasan Membentuk Kelompok (Gibson dkk,1989,205-207, Marvin E.Shaw 1981,81-97)

  1. Kebutuhan
  2. Kedekatan
  3. Daya tarik
  4. Tujuan kelompok
  5. Ekonomi

8. Jenis interaksi yang efektif dalam kelompok :

  • Rapat (meeting)
  • Pembangunan tim (team building)

9. alat untuk memelihara agar kelompok tetap utuh, terpadu, dinamis

1. Sasaran jelas& di tetapkan bersama

2. Kejelasan pembagian fungsi &peranan

3. Komunikasi yg terbuka, dipahami&efektif

4. Kepemimpinan yg mampu melaksanakan tugas &fungsi kepemimpinan

5. Norma & pertumbuhan kelompok

6. Pengambilan keputusan yg disepakati bersama.

10. konflik dalam kelompok :

1. consensus

Konsensus adalah sebuah proses dimana kelompok tiba pada keputusan bersama yang disetujui semua anggota kelompok.

“Aturan-aturan” dalam konsensus:

Ø Setiap anggota kelompok jangan hanya mempertahankan “proposal”-nya sendiri.

Ø Kelompok harus menghindari pernyataan “kita lawan mereka”, sehingga tidak hanya soal menang atau kalah

Ø Anggota kelompok jangan hanya mengikuti suara terbanyak, hanya karena tidak ingin ada konflik.

Ø Di tingkat kelompok, menghindari konflik juga seharusnya tidak dilakukan untuk pembenaran.

Ø Setiap perbedaan pendapat harus dilihat sebagai hal yang wajar dan membantu.

Ø Jangan hanya puas pada kesepakatan awal.

2. kompromi

proses negosiasi, ‘give and take’, sehingga kelompok tiba pada posisi yang memperhitungkan keinginan semua anggotanya.

3. keputusan ketua

pada prinsipnya proses pengambilan keputusan kelompok didasarkan pada pernyataan ketua kelompok sepihak.

4. voting mayoritas

metode untuk mencapai keputusan kelompok secara matematis dengan pengambilan suara terbanyak.

5. Arbitrasi

proses kesepakatan melalui negosiasi formal diantara pihak-pihak yang tidak dapat mencapai kata sepakat, biasanya melibatkan pihak ketiga.